Menurut Hadits Qudsi:
Allah SWT berfirman pada hari kiamat kepada anak-anak: “Masuklah kalian ke dalam syurga!”
Anak-anak itu berkata: “Ya Rabbi (kami menunggu) hingga ayah ibu kami masuk.”
Lalu mereka mendekati pintu syurga! tapi tidak mau masuk ke dalamnya. Allah berfirman lagi: “Mengapa, Aku lihat mereka enggan masuk? Masuklah kalian ke dalam surga!”
Mereka menjawab: “Tetapi (bagaimana) orang tua kami?” Allah pun berfirman: “Masuklah kalian ke dalam syurga bersama orang tua kalian.”
(Hadits Qudsi Riwayat Ahmad dari Syurahbil bin Syua’ah yang bersumber dari sahabat Nabi SAW)
Istilah “al-wildan” dalam Hadits Qudsi diatas adalah kata jama’, mufradnya (kata tunggalnya) adalah “al-walid”, artinya anak yang baru dilahirkan, iaitu bayi atau anak kecil yang belum akil baligh. Jadi maksudnya ialah anak kecil yang meninggal dunia. Hal itu diterangkan dalam Hadits lain yang diriwayatkan Ibnul-Atsir sebagai berikut:
“Anak kecil (yakni yang meninggal dunia selagi kanak-kanak atau keguguran), masuk syurga.”
Maksud hadits di atas, termasuk salah satu di antara rentetan peristiwa yang terjadi pada Hari Kiamat di Padang Masyar. Gambaran ringkas dari peristiwa-peristiwa itu adalah sebagai berikut:
1. Setiap orang dibangkitkan dari kubur masing-masing
2. Masing-masing digiringkan oleh malaikat Zabaniah ke padang Masyar. Setelah itu mereka dikelilingi oleh haiwan-haiwan dan apa saja yang ada sangkut pautnya dengan mereka. Juga dikelilingi oleh malaikat langit masing-masing tingkatan.
3. Matahari diciptakan kembali dan diletakkan di atas mereka pada jarak satu batu, sehingga mereka selain berdesak-desakan dn berjubel-jubel (kaki diinjak oleh seribu kaki-kaki di atasnya), juga dibakar oleh panasnya matahari, berkeringat, lapar, haus dahaga tidak terperikan seksanya.
4. Ketika mereka mengalami lapar dan haus itulah anak-anak yang tadinya meninggal selagi masih kecil dan dilepas oleh orang tuanya dengan sabar dan tawakal, datang kepada orang tuanya masing-masing dengan membawa segelas air untuk diminum, dan apabila sudah diminum, tidak akan lapar dan dahaga lagi selama di alam Masyar itu. Demikian menurut beberapa Hadits.
5. Mulai hisab dengan menerima buku catatan harian masing-masing yang selama hidupnya dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid.
6. Dilakukan mizan (penilaian timbangan) terhadap segala macam amalan setiap orang, kecuali orang-orang masuk surga tanpa hisab.
7. Meniti Shirat yang harus dilalui oleh keseluruhan yang ada di padang Masyar itu. Meniti Shirat yang kedua bagi mereka yang telah selamat meniti Shirat yang pertama.
8. Mana-mana yang sudah bersih benar baru diizinkan masuk syurga.
Pada saat itulah Allah memerintahkan kepada anak-anak (yang tadinya meninggal dunia selagi belum akil baligh) untuk memasuki syurga. Tetapi mereka memohon syafa’at (pertolongan) kepada Allah agar kiranya dapat masuk syurga bersama orang tua mereka. Memang mereka juga penuhi perintah Allah, untuk datang mendekati pintu syurga, tapi masih belum mahu memasukinya, sehingga Allah Yang Maha Mengetahui bertanya lagi: “Mengapa Aku lihat anak-anak itu masih saja belum masuk syurga? Masuklah kalian ke dalam syurga itu”. Pada saat itu mereka mengulangi permohonannya bagi orang tua mereka. “Kami belum mahu masuk, sebelum orang tua kami yang menjadi asal pokok kami, dan ibu-ibu kami yang telah mengandung kami sembilan bulan dan kemudian membesarkan kami masuk juga bersama kami”.
Demikianlah mereka berhenti dekat pintu syurga, menunggu keputusan Allah SWT dengan penuh harapan.
Akhirnya putusan yang dinanti-nantikan itu datang dengan segera, dengan firman Allah Yang Maha Mengetahui: “Masuklah kalian ke dalam syurga bersama orang tua kalian”.
Penegasan ini oleh Allah kira-kira dimaksudkan untuk menampakkan betapa besar keutamaan anak-anak dan betapa besar pula pengaruh ridla qada dan qadar Allah, sabar dan puji syukur kehadrat-Nya.
(Sumber: Hadits Qudsi, KH.M. Ali Usman dkk, CV. Diponegoro Bandung, 1984)
Allah SWT berfirman pada hari kiamat kepada anak-anak: “Masuklah kalian ke dalam syurga!”
Anak-anak itu berkata: “Ya Rabbi (kami menunggu) hingga ayah ibu kami masuk.”
Lalu mereka mendekati pintu syurga! tapi tidak mau masuk ke dalamnya. Allah berfirman lagi: “Mengapa, Aku lihat mereka enggan masuk? Masuklah kalian ke dalam surga!”
Mereka menjawab: “Tetapi (bagaimana) orang tua kami?” Allah pun berfirman: “Masuklah kalian ke dalam syurga bersama orang tua kalian.”
(Hadits Qudsi Riwayat Ahmad dari Syurahbil bin Syua’ah yang bersumber dari sahabat Nabi SAW)
Istilah “al-wildan” dalam Hadits Qudsi diatas adalah kata jama’, mufradnya (kata tunggalnya) adalah “al-walid”, artinya anak yang baru dilahirkan, iaitu bayi atau anak kecil yang belum akil baligh. Jadi maksudnya ialah anak kecil yang meninggal dunia. Hal itu diterangkan dalam Hadits lain yang diriwayatkan Ibnul-Atsir sebagai berikut:
“Anak kecil (yakni yang meninggal dunia selagi kanak-kanak atau keguguran), masuk syurga.”
Maksud hadits di atas, termasuk salah satu di antara rentetan peristiwa yang terjadi pada Hari Kiamat di Padang Masyar. Gambaran ringkas dari peristiwa-peristiwa itu adalah sebagai berikut:
1. Setiap orang dibangkitkan dari kubur masing-masing
2. Masing-masing digiringkan oleh malaikat Zabaniah ke padang Masyar. Setelah itu mereka dikelilingi oleh haiwan-haiwan dan apa saja yang ada sangkut pautnya dengan mereka. Juga dikelilingi oleh malaikat langit masing-masing tingkatan.
3. Matahari diciptakan kembali dan diletakkan di atas mereka pada jarak satu batu, sehingga mereka selain berdesak-desakan dn berjubel-jubel (kaki diinjak oleh seribu kaki-kaki di atasnya), juga dibakar oleh panasnya matahari, berkeringat, lapar, haus dahaga tidak terperikan seksanya.
4. Ketika mereka mengalami lapar dan haus itulah anak-anak yang tadinya meninggal selagi masih kecil dan dilepas oleh orang tuanya dengan sabar dan tawakal, datang kepada orang tuanya masing-masing dengan membawa segelas air untuk diminum, dan apabila sudah diminum, tidak akan lapar dan dahaga lagi selama di alam Masyar itu. Demikian menurut beberapa Hadits.
5. Mulai hisab dengan menerima buku catatan harian masing-masing yang selama hidupnya dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid.
6. Dilakukan mizan (penilaian timbangan) terhadap segala macam amalan setiap orang, kecuali orang-orang masuk surga tanpa hisab.
7. Meniti Shirat yang harus dilalui oleh keseluruhan yang ada di padang Masyar itu. Meniti Shirat yang kedua bagi mereka yang telah selamat meniti Shirat yang pertama.
8. Mana-mana yang sudah bersih benar baru diizinkan masuk syurga.
Pada saat itulah Allah memerintahkan kepada anak-anak (yang tadinya meninggal dunia selagi belum akil baligh) untuk memasuki syurga. Tetapi mereka memohon syafa’at (pertolongan) kepada Allah agar kiranya dapat masuk syurga bersama orang tua mereka. Memang mereka juga penuhi perintah Allah, untuk datang mendekati pintu syurga, tapi masih belum mahu memasukinya, sehingga Allah Yang Maha Mengetahui bertanya lagi: “Mengapa Aku lihat anak-anak itu masih saja belum masuk syurga? Masuklah kalian ke dalam syurga itu”. Pada saat itu mereka mengulangi permohonannya bagi orang tua mereka. “Kami belum mahu masuk, sebelum orang tua kami yang menjadi asal pokok kami, dan ibu-ibu kami yang telah mengandung kami sembilan bulan dan kemudian membesarkan kami masuk juga bersama kami”.
Demikianlah mereka berhenti dekat pintu syurga, menunggu keputusan Allah SWT dengan penuh harapan.
Akhirnya putusan yang dinanti-nantikan itu datang dengan segera, dengan firman Allah Yang Maha Mengetahui: “Masuklah kalian ke dalam syurga bersama orang tua kalian”.
Penegasan ini oleh Allah kira-kira dimaksudkan untuk menampakkan betapa besar keutamaan anak-anak dan betapa besar pula pengaruh ridla qada dan qadar Allah, sabar dan puji syukur kehadrat-Nya.
(Sumber: Hadits Qudsi, KH.M. Ali Usman dkk, CV. Diponegoro Bandung, 1984)